Selasa, 24 Januari 2017

10 PROFESI YANG BISA DIJALANI OLEH LULUSAN KEPERAWATAN



Ilustrasi untuk pendidikan keperawatan. Sumber: Google Images.

Hallo sobat blogger!

Memiliki ilmu keperawatan adalah suatu berkah. Karena ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara merawat kesehatan manusia dengan baik, dari aspek biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual semenjak individu masih berada dalam kandungan hingga wafat ini benar-benar bermanfaat. 

Keperawatan mendorong setiap orang untuk mandiri dalam memelihara kesehatannya. Keperawatan juga mendukung kehidupan manusia agar mencapai level optimal, dari sudut pandang kesehatan. Keperawatan bisa bekerja pada sekup individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat.

Segala upaya yang sifatnya meningkatkan kesehatan (promotif), mencegah penyakit (preventif), merawat orang sakit (karatif), dan memulihkan kesehatan (rehabilitatif), yang bukan menggunakan obat-obatan atau pembedahan, termasuk dalam area keperawatan. 

Setelah lulus dari pendidikan keperawatan, seorang lulusan keperawatan bisa mengabdi di berbagai lini keperawatan. Karena profesi keperawatan itu sendiri cukup kompleks dan membutuhkan personel di berbagai sisi yang bisa melengkapi pelayanan keperawatan secara menyeluruh.

Berikut adalah beberapa profesi yang bisa diambil oleh seorang perawat untuk mengabdikan dirinya.

1. Perawat Klinisi / Praktisi



Perawat di ruangan kritis dengan seragam khasnya.

Ini adalah lahan garap keperawatan yang paling umum dan paling dikenal oleh masyarakat. Biasanya para perawat ini bekerja dalam setting rumah sakit atau rumah bersalin. Mereka memakai seragam khas perawat, sesuai dengan ketentuan rumah sakit dan ruangannya. 

Kita mengenal perawat klinisi/praktisi sebagai perawat IGD, perawat ICU, perawat ruang bedah, perawat ruangan, perawat anak, perawat maternitas, atau perawat RSJ. Biasanya jenjang pendidikan mereka adalah D3 atau S1. Sementara S2 untuk kepala-kepala ruangan keperawatan.

Tugasnya adalah merawat pasien yang sudah dalam kondisi sakit dan membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya, serta mendukung klien ke arah kesembuhan.

2. Perawat Komunitas


Perawat Home Care yang datang untuk kunjungan rumah.

Perawat komunitas sebenarnya adalah perawat klinisi, namun lahan garapnya di luar rumah sakit, atau tepatnya di tengah-tengah masyarakat. Contohnya adalah perawat klinik, perawat puskesmas, perawat yang membuka praktik mandiri keperawatan, dan perawat klinik home care.

Mereka juga memiliki seragam formal yang khas, namun bukan seragam seperti di ruangan bedah. Keterampilan klinis mereka sama dengan keterampilan perawat klinis di rumah sakit, namun biasanya karena keterbatasan alat dan sumber daya, mereka hanya menangani kasus-kasus yang sederhana. Untuk kasus yang sulit, biasanya pasien akan dirujuk ke rumah sakit. Biasanya jenjang pendidikan mereka adalah D3 atau S1. 

Ciri khas dari perawat komunitas adalah lebih dekat dengan masyarakat. Pendekatan yang mereka lakukan juga pendekatan yang lebih merangkul masyarakat, bukan individu. Contoh: program penyuluhan ke desa-desa, pelayanan home care yang juga mengajarkan perawatan luka kepada anggota keluarga, dll.

3. Dosen Perguruan Tinggi Keperawatan


Dosen keperawatan sedang mengajar di kelas.

Tuntutan akan kebutuhan perawat yang berpendidikan tinggi, juga meningkatkan kebutuhan akan dosen-dosen keperawatan yang mengajar calon-calon perawat di kampus keperawatan. Bisa perguruan tinggi negeri atau pun swasta.

Tugas mereka layaknya guru, yaitu mengajar, membuat silabus, membuat soal ujian, melakukan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Biasanya jenjang pendidikan seorang dosen keperawatan adalah S2 dan S3.

4. Perawat Pengusaha


Perawat daycare bersama anak-anak yang dititipkan oleh orang tuanya.

Ini adalah perawat yang mendirikan badan usaha sendiri yang bergerak di bidang keperawatan. Contoh: pemilik daycare/tempat penitipan anak, pemilik panti jompo, pemilik usaha jasa penyediaan babby sitter/nanny/governess.

Di Indonesia, biasanya pemilik usaha-usaha ini bukanlah seorang perawat, melainkan orang umum yang memiliki minat di bidang tersebut. Padahal, dilihat dari aspek keilmuan, bidang-bidang usaha tersebut adalah area garapan ilmu keperawatan.

Mungkin ada rekan sejawat yang tertarik untuk menggarap area bisnis ini?

5. Perawat Penulis


Perawat penulis yang konsisten menulis.

Ini adalah insan perawat yang giat mempublikasikan tulisan-tulisan terkait perkembangan keilmuan keperawatan atau pun perkembangan profesi keperawatan. Tulisan yang dibuat bisa berupa tips, panduan, artikel, essay, ataupun buku.

Tulisan-tulisan ini dapat dipublikasikan melalui surat kabar, majalah, media online, atau pun penerbit buku. Tulisan tentang kesehatan dan keperawatan yang dipublikasikan ini akan memberi manfaat yang luas bagi masyarakat.

6. Editor Buku-Buku Kesehatan


Perawat editor yang akrab dengan buku-buku kesehatan.

Editor atau orang yang menyunting kata-kata dalam sebuah buku yang baru akan diterbitkan memiliki peran yang penting. Seorang editor bertanggung jawab agar isi buku bisa tersampaikan kepada pembaca dengan jelas tanpa kesalahan ejaan atau kalimat, sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulisnya. Editor kadang bisa melakukan pekerjaannya dari rumah.

Perawat editor sangat diperlukan, terutama untuk membantu proses penyuntingan buku-buku keperawatan, baik buku-buku keperawatan berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa asing yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

7. Perawat Politisi



Ilustrasi: Perawat politisi di parlemen

Banyaknya jumlah perawat dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya membuat suara perawat harus terwakili dalam parlemen. Banyak sekali aspirasi yang ingin disampaikan oleh perawat terkait nasibnya sebagai tenaga kesehatan yang harus dilindungi undang-undang. Untuk menyampaikan aspirasinya tersebut kepada pemerintah, perlu ada perwakilan perawat yang duduk di parlemen menjadi wakil rakyat, untuk membela hak-hak perawat dan memperjuangkan kesejahteraannya.

8. Perawat Birokrat


Ilustrasi: Perawat birokrat di Dinas Kesehatan

Perawat birokrat dapat diartikan sebagai perawat yang bertugas di dinas kesehatan secara struktural. Tugasnya untuk melakukan pembinaan, pengawasan, perizinan, dan lain-lain terkait pelayanan kesehatan di masyarakat. 

9. Perawat Konsultan



Perawat konsultan yang juga memiliki keahlian di bidang lain.

Semakin kompleksnya permasalahan dan tantangan di dunia keperawatan saat ini, menuntut bidang keperawatan juga memiliki ahli di berbagai bidang yang lain, seperti bidang hukum atau bahasa asing. 

Banyaknya kasus-kasus hukum yang menimpa rekan-rekan perawat di seluruh Indonesia, membutuhkan pendampingan hukum dari seseorang yang paham akan ilmu hukum sekaligus ilmu keperawatan, sehingga ia bisa dimintai pendapatnya dalam penyelesaian masalah terkait hukum. 

Di era global sekarang, banyak perawat yang berminat bekerja ke luar negeri. Kondisi ini membuat bidang profesi keperawatan membutuhkan seorang konsultan bahasa yang mahir berbahasa asing sekaligus paham tentang dunia keperawatan.

10. Perawat di Perusahaan Asuransi Kesehatan


Ilustrasi: Perawat yang bertugas di perusahaan asuransi.

Tingginya biaya dan risiko kesehatan saat ini membuat banyak orang merasa membutuhkan asuransi untuk menjamin biaya kesehatannya. Perawat yang bekerja di asuransi bertugas untuk menganalisis dan memutuskan apakah seorang klien layak untuk diberi klaim jaminan asuransi. Hal ini tentu dengan melihat berbagai aspek seperti diagnosis penyakit, rumah sakit tempat dirawat, kelas kamar, dan lain-lain.

Ibu dan ayah yang profesional...

Anggota keluarga dari berbagai usia lengkap dengan permasalahan kesehatannya masing-masing.

Oya, jangan lupa sobat blogger, ilmu keperawatan yang sangat bermanfaat itu jangan sampai hanya diamalkan kepada klien atau pasien saja. Setiap perawat juga harus bisa memanfaatkan ilmunya bagi diri sendiri dan keluarganya. Profesi yang tidak kalah mulia adalah saat seorang perawat juga mampu menjadi perawat yang baik bagi keluarganya. Menjadi ayah dan ibu yang baik bagi anaknya, menjadi anak yang baik bagi orang tuanya, dan menjadi sahabat yang baik bagi kawan-kawannya.

Karena keperawatan bukan hanya sebatas karir di dalam gedung, tetapi keperawatan itu seluas hidup manusia dan sepanjang rentang kehidupan manusia itu sendiri. Menjadi insan yang peduli dan bermanfaat bagi orang lain juga adalah prinsip keperawatan.

Selamat berkiprah!




9 komentar:

  1. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya.
    Silakan tinggalkan komentar.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Iya Ceu... apa kabar?
      Makasih ya... udah mampir ke blog.
      Ditunggu kunjungannya lagi Ceu.

      Hapus
  3. Izin share d blog saya boleh bu? Sumber link aktif akan saya tampilkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hallo pak fahrin...

      mohon maaf baru dibalas pak

      iya boleh dishare pak, asalkan tetap mencantumkan nama penulis atau sumber link aktifnya.

      silakan tinggalkan alamat blog bapak juga ya

      terimakasih sudah mampir

      salam

      Hapus
  4. Nomer 7, 8, 9 kaya nya belum ada ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo bu annisa...

      mohon maaf baru dibalas bu..

      no 7 perawat politisi sudah ada bu, tapi jumlahnya masih sangat sedikit, mungkin bisa dihitung dengan jari.

      no 8 perawat birokrat di dinkes ada bu

      no 9 perawat konsultan hukum sepertinya belum ada, tetapi untuk konsultan bahasa sudah ada. meskipun biasanya masih belum dimintai jasanya secara formal.

      mungkin ibu atau rekan sejawat yang lain yang bisa mengisi posisi-posisi tersebut?

      terimakasih sudah mampir ya bu.

      salam

      Hapus
  5. Di dunia industri ada yang namanya occupational health nurse (OH Nurse) http://www.who.int/occupational_health/publications/eurnursing/en/

    BalasHapus