Jumat, 06 Januari 2017

PERSIAPAN PERSALINANKU






Hai sobat blogger!

Sobat yang sekarang sedang menanti kehadiran di kecil pasti harap-harap cemas ya? Tapi meskipun kita sedang harap-harap cemas, kita tetap harus fokus dong, dalam mempersiapkan persalinan.

Persiapan persalinan sendiri banyak manfaatnya loh. Secara umum, rangkaian persiapan persalinan yang kita lakukan selama hamil, akan memberikan kemudahan saat proses persalinan kita nanti.

Kalau pengalaman saya waktu hamil Dova kemarin, melakukan persiapan persalinan tuh seru banget! I'm so exited, guys! Oya, persiapan persalinan ini juga sangat boleh melibatkan suami loh. Inilah kira-kira persiapan persalinan yang kemarin saya lakukan.

Mulai Trimester I

Makan makanan bergizi seimbang. Saya asli gila-gilaan menyantap sayur dan buah. Lebih banyak dari biasanya. Ini dengan maksud mengoptimalkan kesehatan saya dan si kecil. Selain itu juga saya mulai membiasakan si kecil dengan cita rasa sayuran supaya kelak dia suka makan sayur. Gizi seimbang juga bermanfaat untuk menjaga berat badan saya dan janin yang ideal, agar tidak sulit melahirkan normal karena bayi besar.

Membiasakan hal-hal baik. Apa pun hal baik yang bermanfaat, akan saya lakukan. Entah itu membaca, belajar, mengaji, atau apa pun yang bisa mendatangkan energi positif pada tubuh, jiwa, dan pikiran saya, akan saya lakukan. Tujuannya agar ketika persalinan nanti tercipta kesehatan yang seimbang dan holistik.

Mulai Trimester III:

Cukup istirahat. Selama hamil saya jadi mudah lelah. Tambahan lagi kehamilan saya cukup rentan karena selalu keluar flek sampai usia kehamilan 5 bulan. Jadi istirahat dan tidur benar-benar menjadi hal yang wajib. Karena dengan istirahat yang cukup, si kecil memiliki kesempatan untuk berkembang optimal di dalam kandungan.

Berjalan kaki. Ini rutin saya lakukan di pagi hari bersama suami. Tujuannya untuk melatih otot-otot persalinan agar kuat dan lentur saat persalinan. Dan mendukung proses turunnya janin mendekati jalan lahir.

Senam hamil. Sebenarnya saya ingin sekali mengikuti kelas prenatal atau setidaknya kelas senam hamil di rumah sakit, tetapi karena terhalang kondisi kesehatan yang selalu keluar flek, jadi saya menghindari bepergian terlalu sering, kecuali untuk hal-hal yang benar-benar penting. Jalan keluarnya saya melakukan senam hamil sendiri di rumah. Bermodalkan pengetahuan yang dulu saya dapatkan di kampus ditambah dengan searching Google.

Massage perineum. Sebagai primipara atau orang yang melahirkan untuk pertama kali, tentu ada rasa khawatir kalau-kalau nanti terjadi robekan (laserasi) perineum yang parah. Sehingga untuk mencegah terjadinya hal tersebut, saya merasa perlu berupaya membuat area perineum saya menjadi tidak kaku yaitu dengan melakukan massage.

Squatting. Ini adalah posisi berjongkok biasa yang bermanfaat untuk mengoptimalkan posisi janin menjelang persalinan, dan melatih otot persalinan agar lentur.

Latihan Kegel. Latihan Kegel sangat mudah dan sederhana, bahkan bisa dilakukan kapan saja. Caranya dengan mengembangkan dan menguncupkan vagina, sehingga bisa melatih  kelenturan dan kekuatan otot jalan lahir.

Latihan pernafasan. Saat melahirkan nanti, kita akan membutuhkan energi yang besar saat mengejan. Untuk memfasilitasi hal tersebut, tentu dibutuhkan suplai oksigen yang cukup. Suplai oksigen yang cukup akan bisa didapatkan jika teknik bernafas kita benar. Jadi penting bagi kita untuk mengetahui dan mampu melakukan teknik pernafasan yang benar. Dari beberapa teknik pernafasan, saya paling suka dengan teknik menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Karena itulah teknik yang menurut saya paling sederhana. Keuntungan lain dari teknik bernafas ini adalah bisa mengurangi nyeri. Jadi kita bisa menggunakan teknik bernafas ini saat kita merasakan nyeri.

Distraksi. Distraksi atau pengalihan fokus pikiran ini saya latih agar pikiran saya tentang nyeri persalinan bisa tertutup oleh pikiran yang lain. Biasanya saat latihan distraksi saya membayangkan sesuatu yang membuat saya tertarik dan senang, contohnya: membayangkan bisa berwisata keliling Indonesia, memiliki anak yang lucu, membayangkan masa-masa pacaran dulu, dan lain-lain. Jika kita telah terbiasa melatih teknik distraksi, maka diharapkan pada saat persalinan nanti kita akan mudah pula mengubah fokus pikiran. Jadi kita tidak akan fokus pada nyerinya, tetapi pada si kecil yang nasibnya bergantung pada kita atau pada kemuliaan kita berjuang untuk menjadi seorang ibu. Pasti rasanya beda deh.

Afirmasi positif. Walaupun saya pribadi telah belajar bagaimana proses persalinan berlangsung, tetap saja ada sedikit kekhawatiran, apakah saya mampu melewatinya? Afirmasi positif atau penguatan positif akan sangat berpengaruh pada apa yang kita lakukan, karena akan mengarahkan pikiran dan memerintahkan tubuh untuk berbuat yang sesuai dengan pikiran. Saya selalu menguatkan diri saya, saya pasti mampu, saya pasti bisa melahirkan normal, sehat, mudah, dan lancar. Seperti ibu saya, kawan-kawan saya, saudara-saudara saya, dan seluruh ibu lain di dunia, sejak ribuan tahun yang lalu.

Posisi melahirkan. Posisi melahirkan sebenarnya ada beberapa selain posisi klasik lithotomi. Masing-masing posisi memiliki kelebihan dan kekurangan. Silakan dicocokan dengan kenyamanan diri kita masing-masing dan kemudahan penolong saat membantu persalinan kita nanti. Kalau saya waktu itu memilih lithotomi atau miring, tergantung kesiapan penolong juga. Yang penting target saya bisa meminimalkan robekan perineum.

Tempat melahirkan. Penting bagi kita untuk mempunyai rencana, akan melahirkan dimana nanti. Untuk mendapatkan proses persalinan yang nyaman dan alamiah tentu kita harus mengenal dahulu tempatnya, penolongnya, fasilitasnya, dan lain-lain. Agar tidak terlalu banyak kekecewaan yang kita dapatkan sehingga perasaan kita menjadi tenang. Saya sendiri sebenarnya ingin sekali melahirkan di rumah dengan ditolong oleh perawat spesialis maternitas. Namun berhubung melahirkan di rumah harganya lebih mahal dan perawat maternitas masih terbatas jumlahnya, saya tidak jadi memilih opsi tersebut. 

Saya memilih opsi lain yang kira-kira akan mirip rasanya seperti opsi pertama. Yaitu melahirkan di bidan tempat adik bungsu saya lahir dulu. Tempatnya seperti rumah di dalam kompleks perumahan, bidannya juga ramah dan sudah kenal baik seperti keluarga, ditambah lagi harganya bersahabat. Alasan tambahannya, bed disini hanya 4 sehingga tidak crowded seperti di RS, risiko hilang /tertukarnya bayi juga rendah, makanannya enak-enak seperti di hotel, dan kalau terjadi kegawatdaruratan lokasinya dekat dengan RS rujukan. Wow, perfect! Jadilah saya memilih opsi ini.

Membeli perlengkapan bayi. Nah, ini adalah salah satu persiapan yang menyenangkan tapi menguras kantong. Hehehe... Memang kita sebagai orang tua rela melakukan apa saja atau mengeluarkan berapa saja demi anak. Tetapi saya pribadi berprinsip, tidak mau melakukan atau mengeluarkan sesuatu secara berlebihan. Saya mau apa-apa secukupnya saja. Pada saat itu saya berbelanja kebutuhan bayi di salah satu baby shop di Cipulir. Harganya rata-rata saja. Berhubung ada beberapa hadiah yang sudah saya terima sebelum melahirkan, jadi saya hanya membeli separuh saja keperluan bayi, itu pun hanya yang benar-benar penting. Saya memang menghindari pembelian produk bayi yang bersifat sekunder atau tersier.

Menyiapkan tas bersalin. Untuk isi tas bersalin secara lengkap, saya sudah pernah menulis di postingan sebelumnya. Yang jelas hal ini memang ini saya lakukan agar pada saat melahirkan kita tinggal bawa saja, tidak repot-repot menyiapkan mendadak. Kalau seperti itu dikhawatirkan akan banyak yang tertinggal.

Melatih suami teknik massage. Nyeri persalinan masih menjadi sesuatu yang menakutkan bagi saya. Hehehe... Tetapi saya tidak gentar, saya akan hadapi itu dengan serangkaian persiapan, salah satu yang menjadi favorit saya adalah teknik massage. Saya mengajari suami agar ia mampu melakukannya saat saya bersalin nanti. Caranya dengan memijat tangan/kaki/pinggang belakang dengan minyak beraroma menyenangkan. Waktu itu saya pakai minyak telon bayi. Hmm...segerrr.

Perawatan payudara. Yang satu ini tentu saja tujuannya untuk melancarkan produksi ASI. Karena sesaat setelah lahir kan si kecil akan langsung IMD. Walaupun kebutuhan bayi baru lahir akan ASI hanya setengah sendok teh per hari, di 3 hari pertama, tetapi alangkah baiknya kalau kita memperlancar produksi ASI tersebut sejak dini. Tambahan lagi banyaknya keluhan ibu menyusui yang payudaranya lecet saat pertama-tama menyusui harusnya tidak terjadi kalau dilakukan perawatan payudara. Caranya mudah, dengan massage lembut area payudara (bukan puting ya) ke arah puting dengan baby oil. Kemudian kompres hangat dan dingin bergantian, masing-masing 3 kali. Hindari memijat puting ya sobat, agar tidak merangsang kontraksi dini. Untuk puting cukup oles baby oil saja. supaya putingnya tidak kering dan pecah-pecah. Alhamdulillah saya keluar ASI banyak di hari keempat dan tidak merasakan lecet pada puting.


Wuidiiih.... banyak juga ya persiapan persalinannya. Itulah sobat, segala sesuatu yang ingin berhasil baik memang membutuhkan persiapan. Tapi percaya deh, pengorbanan yang sudah kita lakukan untuk mau repot-repot melakukannya, akan terbayar lunas manakala kita menjalani proses persalinan yang memuaskan.

Saya sendiri cukup puas dengan pengalaman persalinan pertama saya kemarin. Lancar, mudah, nyaman, dan tidak kapok. Hehehe... Bagaimana dengan pengalaman sobat blogger? Selamat mempersiapkan persalinan! 

Enjoy your moment!


Salam

1 komentar: